"Tali, dan Banyak Cerita"

Profile Picture

Bagikan :

   

PADANG —  Pagi yang masih sejuk di SMAN 9 Padang, Jln. Irigasi Pauh, Pasar Baru, terasa berbeda pada Sabtu (21/6/2025). Sekitar pukul 07.00 WIB, halaman sekolah mulai dipenuhi oleh anggota Ambalan yang bersiap mengikuti latihan rutin mingguan. Namun kali ini, nuansanya unik. Kegiatan  dibuka dengan sebuah games menggunakan tongkat Pramuka — sebuah cara yang tak hanya menyenangkan, tetapi juga menumbuhkan keakraban dan konsentrasi sejak awal.

Setelah games usai, latihan dilanjutkan dengan apel pembukaan yang dipimpin oleh Pembina Putri, Kak Syofinar, S.Pd. Dalam arahannya, Kak Syofinar menekankan pentingnya memahami teknik-teknik dasar dalam kegiatan lapangan, apalagi materi yang diangkat hari itu tergolong teknis dan menantang.

Sesi utama dimulai tak lama kemudian. Materi yang dibahas adalah Rapelling, Prusiking, dan HART (High Angle Rescue Technic). Pematerinya bukan orang asing melainkan Kak Walno, salah satu purna Ambalan SMAN 9 Padang yang kini berprofesi sebagai anggota pemadam kebakaran. Meski telah lama lulus, Kak Walno tetap hadir dengan semangat dan kepedulian terhadap adik-adiknya. Ia memilih terlibat langsung dalam praktik, serta memberi ruang bagi peserta untuk belajar secara mandiri, sembari memantau dan memberikan catatan penting saat diperlukan.

WhatsApp Image 2025-06-21 at 15.33.04.jpeg 826.04 KB

Peserta, yang terdiri dari lebih dari 30 orang, termasuk Dewan Ambalan, pembina, serta beberapa purna. Anggota Ambalan mencoba satu per satu teknik yang telah disampaikan. Latihan berlangsung hingga pukul 12.00 WIB sebelum akhirnya istirahat dan makan siang — momen sederhana yang selalu jadi waktu terbaik untuk saling berbagi cerita dan canda.

Selepas istirahat, latihan kembali dilanjutkan pukul 13.30 WIB. Meski matahari mulai terik, semangat peserta tidak surut. Mereka kembali ke lokasi latihan untuk memperdalam praktik, mengulang beberapa teknik dengan penuh kehati-hatian. Sepanjang kegiatan, para pembina dan Dewan Ambalan mendampingi tiap kelompok dengan sabar dan telaten.

Kegiatan hari itu berlangsung dengan lancar, tanpa hambatan berarti. Tidak ada sesi penilaian akhir atau pengumpulan laporan, namun proses belajar berjalan secara alami—langsung dari pengalaman dan observasi.

Latihan ini bukan hanya soal tali dan teknik ketinggian. Ada kepercayaan, keberanian, dan kesediaan untuk belajar dari sesama. Dan dari situ, tiap peserta membawa pulang sesuatu yang lebih dari sekadar ilmu lapangan.